Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning)
1. Pengertian Metode Pembelajaran Penemuan (discovery learning)
Menurut
Ratumanan (2015: 205), penemuan (discovery) merupakan suatu metode
pembbelajaran yang dikembangkan berdasarkan pandangan konstruktivisme. Metode
ini menekankan pada pentingnya pemahaman struktur atau ide-ide penting terhadap
suatu disiplin ilmu, melalui keterlibatan siswa secara aktif dalam proses
pembelajaran. Istilah penemuan dalam pembelajaran harus dibedakan dengan
peemuan dalam penelitian ilmiah. Penemuan dalam pembelajaran tidak berkaitan
dengan menemukan suatu informasi atau pengetahuan yang benar-benar baru.
Informasi atau pengetahuan tersebut telah ditemuakan (ada), iswa hanya
diarahkan untuk mengulangi prosedur penemuan untuk menemukannya kembali.
Menurut Asmani (2011: 154),
metode pembelajaran penemuan (discovery learning) merupakan suatu cara untuk mengembangkan cara
belajar siswa aktif dengan menemukan sendiri menyelidiki sendiri, maka hasil
yang diperoleh akan setia dan tahan lama dalam ingatan, tidak akan mudah
dilupakan siswa.
Secara
khusus pembelajaran penemuan melatih keterampilan kognitif siswa untuk
menemukan dan memecahkan masalah dengan atau tanpa bantuan orang lain. Belajar
penemuan juga dapat membangkitkan keinginyahuan siswa, member motivasi untuk
bekerja serius sampai mereka menemukan jawaban-jawaban. Siswa juga belajar
memecahkan masalah secara mandiri dan meningkatkan kemampuan berpikir karena
mereka harus menganalisis dan memanipulasi informasi.
Dalam
pembelajaran dengan penemuan dapat digunakan beberapa strategi antara lain
1. Strategi induktif
Strategi ini terdiri dari 2 bagian yaitu bagian
data atau contoh khusus dan bagian generalisasi (kesimpulan). Data atau contoh
khusus tidak dapat digunakan sebagai bukti, hanya merupakan jalan menuju
kesimpulan. Mengambil kesimpulan dengan menggunakan strategi ini selalu
mengandung resiko, apakah kesimpulan itu benar atau tidak. Karena kesimpulan
yang ditentukan dengan strategi ini sebaiknya menggunakan kata “barangkali”
atau “mungkin”.
2. Strategi deduktif
Bila orang bicara mengenai metode penemuan, biasanya lalu
dihubungkan dengan strategi induktif. Sebenarnya tidak demikian , dalam
matematika metode deduktif memegang peranan penting dalam hal pembuktian.
Karena matematika berisi argumentasi deduktif yang saling berkaitan, maka
metode ini memegang peranan penting dalam pengajaran matematika. Dari konsep
matek yang bersifat umum yang sudah diketahui siswa sebelumnya, siswa dapat
diarahkan untuk menemukan konsep lain yang belum ia ketahui sebelumnya.
2. Tujuan
pembelajaran dan hasil belajar penemuan
1. Pembelajaran penemuan memberikan kesempatan kepada siswa
untuk mengalami proses bagaiman pengetahuan itu diperoleh. Pengalaman langsung
nemenukan konsep atau prisip tertentu akan menjadi pengalaman menarik dan
berkesan bagi siswa. Hal ini akan mebuat pembelajaran makin menarik, bermakna,
dan memberikan dampak positif terhadap motivasi siswa untuk belajar.
2. Pembelajaran penemuan memberikan dorongan partisipasi
belajar siswa secara optimal. Siswa kan terlibat aktif baik secra fisik maupun
secara kognitif. Keterlibatan aktif ini di satu sisi akan membuat suasana
akademik semakin berkembang, tetapi disisi lain akan memberikan dapak posostif
bagi peningkatan memorisasi.
3. Pembelajaran penemuan mendorong terjadinya proses
berpikir tingkat tinggi yang meliputi
berpikir kritis, kreatif dan memcahkan masalah. Dalam penemuan siswa juga
diberi fasilitasi untu mengikuti prosedur kerja yang mengantarkannya untuk
menemukan sebuah prinsip penemuan.
Melalui pembelajaran penemuan, selain diperoleh penguasaan materi, siswa juga diharapkan memperoleh hasil pembelajaran sebagai berikut.
Melalui pembelajaran penemuan, selain diperoleh penguasaan materi, siswa juga diharapkan memperoleh hasil pembelajaran sebagai berikut.
1. Meningkatkan daya retensi
2. Meningkatkan keterlibatan aktif
3. Meningkatkan kemampuan penalaran
4. Meningktkan kemampuan kerjasama dan kecakapan social lainnya
Peranan guru dalam penggunaan metode penemuan dalam pembelajaran sebagai berikut.
3. Langkah-Langkah
Pelaksanaan Metode pembelajaran penemuan Discovery Learning
Abimanyu dkk (2009: 71), menetapkan langkah-langkah
pelaksanaan metode pembelajaran penemuan (discovery
learning) sebagai berikut.
a. Kegiatan Persiapan
a)
mengidentifikasi
kebutuhan belajar siswa
b)
merumuskan tujuan
pembelajaran
c)
menyiapkan
problem (materi pelajaran) yang akan dipecahkan.
d)
menyiapkan
alat dan bahan yang diperlukan
b. Kegiatan Pelaksanaan Penemuan
1)
Kegiatan Pembukaan
a)
Melakukan
apersepsi, yaitu mengajukan pertanyaan mengenai materi pelajaran yang telah diajarkan.
b)
Memotivasi
siswa dengan menunjukan foto/gambar penemu-penemu matematika yang terkenal agar
siswa termotivasi untuk menjadi penemu.
c)
Mengemukakan
tujuan pembelajaran dan kegiatan/tugas yang dilakukan untuk mencapai tujuan
pembelajaran itu.
2)
Kegiatan Inti
a)
Mengemukakan
problem yang akan dicari jawabannya melalui kegiatan penemuan
b)
Diskusi
pengarahan tentang cara pelaksanaan penemuan berupa kegiatan penyelidikan/percobaan
untuk menemukan konsep atau prinsip yang telah ditetapkan.
c)
Membantu
siswa dengan informasi atau data, jika diperlukan siswa
d)
Membantu
siswa melakukan analisis data hasil temuan, jika diperlukan
e)
Merangsang
terjadinya interaksi antar siswa dengan siswa
f)
Memuji siswa
yang giat dalam melaksanakan penemuan.
g)
Memberi
kesempatan siswa melaporkan hasil temuannya
3)
Kegiatan Penutup
a)
Siswa membuat
rangkuman hasi-hasil penemuanya
b)
Melakukan
evaluasi hasil dan proses penemuan
c)
Melakukan
tindak lanjut yaitu meminta siswa melakukan penemuan ulang jika belum menguasai
materi dan meminta siswa mengerjakan tugas pengayaan bagi siswa yang telah
melakukan penemuan dengan baik.
Peranan guru dalam penggunaan metode penemuan dalam pembelajaran sebagai berikut.
1. Memperhatikan bahwa tidak semua materi dapat diajarkan
dengan menggunkan metode penemuan.
2. Dalam penemuan, guru juga harus mempertimbangkan
matang-matang strategi apa yang akan digunakan.
3. Guru harus mendorong siswa untuk dapat memecahkan masalah
yang dihadapinya baik secara mandir atau bersama dengan kelompoknya, bukan
mengajarkan mereka jawaban dari masalah yang dihadapi tersebut.
Daftar Pustaka
Ratumanan, T. 2015. Inovasi Pembelajaran. Yokyakarta: Ombak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar