Perbedaan Metode Demostrasi dan Metode Eksperimen
A.
Metode Demonstrasi
Menurut Fathurahman dan Sutikano (2007 : 62 ) metode
demonstrasi diartikan sebagai cara penyajian pelajaran dengan memperagakan atau
mempertunjukan kepada peserta didik suatu proses, situasi atau benda tertentu
yang sedang di pelajari baik dalam bentuk yang sebenarnya maupun dalam bentuk
tiruan yang dipertunjukan oleh guru atau sumber belajar lain-lain yang
memahami.
Metode demonstrasi biasanya berkenan
dengan tindakan-tindakan atau proses yang harus dilakukan misalnya proses
mengatur sesuatu, proses megerjakan sesuatu, menggunakan komponen-komponen yang
membentuk, membandingkan atau melihat kebenaran suatu. Metode ini membantu para
siswa mencari atau menemukan jawaban sendiri berdasrkan fakta atau data yang
benar. ( Sudjana, 2005 : 83 ). Selanjutnya metode demonstrasi merupakan metode
mengajar yang unsur penonjolan kebolehan
mengajar dengan melibatkan siswa secara efektif.
Menurut Moejiono dan Dimyati (
1991/1992 : 155) mengatakan dalam melaksanakan metode demonstrasi seorang guru
hendaknya mengetahui :
a. Tujuan
1.
Menunjukan suatu
proses atau prosedur yang harus dimiliki atau di kuasai peserta didik.
2.
Menkongkritkan
informasi atau penjelasan kepada peserta didik secara bersama-sama.
b. Alasan penggunaan
terdapat beberapa alas an mengapa seorang guru
menggunakan metode ini yaitu :
1.
Tidak semua topik
dapat diterangkan melalui penjelasan atau diskusi
2.
Sifat pelajaran
yang menuntut di peragakan
3.
Tipe belajar
peserta didik yang berbeda-beda
4.
Memudahkan
pengajar tentang cara kerja suatu prosedur
c. Kelebihan dan Kekurangan Metode Demonstasi
1.
Kelebihan metode
demonstrasi
a)
Membuat
pelajaran lebih jelas, lebih konkrit dan menghindari ferbalisme
b)
Memudahkan
peserta didik memahami bahan pelajaran
c)
Proses
pengajaran akan lebih menarik
d)
Merangsang
peserta didik lebih aktif mengamati dan mencoba sendiri
e)
Dapat di sajikan
bahan pelajaran yang tidak dapat di lakukan dengan metode lain.
2. Kekurangan Metode
Demonstrasi
a)
Memerlukan
keterampilan guru secara khusus
b)
Keterbatasan
dalam sumber belajar, alat pelajaran, situasi yang dikondisikan dan waktu untuk
mendemonstrasikanya.
c)
Memerlukan waktu
yang banyak
d)
Memerlukan
kematangan dalam perencanaan dan persiapan
Menurut Ratna Kamayo, Amran Rede dan Sri Mulyani Sabang
(2015 : 103-104) Metode demonstrasi merupakan salah satu alternativ yang dapat
digunakan guru dalam mengembangkan pembelajaran didalam kelas, karena dalamm
proses pembelajarannya yaitu dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan,
dan urutan dalam melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun dengan
menggunakan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang
akan disajikan. Kelebihan dari metode demonstrasi itu sendiri adalah memberikan
gambaran yang lebih jelas mengenai materi yang dipelajari, perhatian siswa juga
akan lebih mudah untuk dipusatkan pada hal-hal yang sedang dibahas, dapat
mengurangi kesalahan, baik pada guru maupun pada siswa, serta dapat memberikan
kesempatan yang lebih luas kepada siswa dan guru untuk berdiskusi apa yang
telah didemonstrasikan. Mengingat uraian di atas, maka pemilihan alat peraga
maupun metode pembelajaran harus sesuai dengan materi yang diajarkan. Tanpa ada
penjelasan guru melalui gambar atau dalam bentuk media dan alat, murid akan
kesulitan dalam memahami penjelasan guru. Akibatnya presentasi atau ceramah
yang dilakukan oleh guru akan membosankan sehingga murid kurang memahami materi
pelajaran.
Penggunaan
metode demonstrasi bertujuan agar siswa mampu memahami tentang cara mengatur
atau menyusun sesuatu. Penggunaan metode demontrasi menunjang proses interaksi
belajar mengajar di dalam kelas karena dapat memusatkan perhatian siswa pada
pelajaran, meningkatkan partisipasi aktif siswa untuk mengembangkan kecakapan
siswa dan memotivasi untuk belajar giat.
Dengan
kata lain,
penggunaan metode demonstrasi bertujuan untuk mewujudkan aktivitas siswa dalam
proses pembelajaran, menghindari kesalahan dalam memahami materi yang diajarkan
dan dapat memotivasi siswa dalam kegiatan pembelajaran, serta dapat melatih
kecakapan siswa dalam menganalisa sesuatu yang sedang dialami atau
didemonstrasikan.
B. Metode Eksperimen
Eksperimen
dapat didefinisikan
sebagai kegiatan terinci yang direncanakan untuk menghasilkan data untuk
menjawab suatu masalah atau menguji sesuatu hipotesis. Suatu eksperimen akan
berhasil jika variabel yang dimanipulasi dan jenis respon yang diharafkan dinyatakan secara jelas dalam suatu
hipotesis, juga kondisi-kondisi yang akan dikontrol sudah tepat. Untuk
keberhasilan ini, maka setiap eksperimen harus dirancang dulu kemudian di uji
coba.
Menurut Sagala
(Astutik, 2012: 148) menyatakan bahwa eksperimen adalah percobaan untuk mengamati
suatu objek, menganalisis data, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri
tentang suatu objek dan membuktrikan suatu pertanyaan atau hipotesis tertentu.
Sedangkan metode eksperimen dalam pembelajaran adalah cara penyajian bahan
pelajaran yang memungkinkan siswa melakukan percobaan untuk membuktikan sendiri
suatu pertanyaan atau hipotesis yang dipelajari.
Metode eksperimen adalah metode yang
memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih melakukan proses secara
mandiri, sehingga siswa
sepenuhnya terlibat untuk menemukan fakta, mengumpulkan data, mengendalikan
variable, merencanakan eksperimen dan memecahkan masalah yang dihadapi secara
nyata. Melalui eksperimen, siswa tidak menerima begitu saja sejumlah informasi
yang diperolehnya tetapi akan berusaha untuk mengelolah perolehannya dengan
membandingkan tahap fakta yang diperolehnya dalam eksperimen yang dilakukan.
Metode eksperimen dapat dikembangkan keterampilan-keterampilan seperti:
keterampilan mengamati, menghitung, mengukur, membuat pola, membuat hipotesis,
merencanakan eksperimen, mengendalikan variable, menginterpretasi data, membuat
kesimpulan sementara, meramal, menerapkan, mengkomunikasikan, dan mengajukan
pertanyaan (Mubarak, 2012: 3).
Menurut Djamarah (Widarmika, 2012: 1) metode eksperimen adalah cara
penyajian pelajaran, di mana siswa melakukan percobaan dengan mengalami sendiri
sesuatu yang dipelajari. Dalam proses belajar mengajar, dengan metode
eksperimen, siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan
sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu obyek, keadaan atau proses
sesuatu. Dengan demikian, siswa dituntut untuk mengalami sendiri , mencari
kebenaran, atau mencoba mencari suatu hukum atau dalil, dan menarik kesimpulan
dari proses yang dialaminya itu.
Menurut Sulamah (Mubarak
2012:4) proses pembelajaran IPA dengan menggunakan metode eksperimen dapat
meningkatkan ketrampilan proses. Juga meningkatkan prestasi belajar siswa.
Berdasarkan uraian di atas disimpulkan bahwa, Ilmu Pengetahuan Alam dapat
berkembang pesat berkat metode ilmiah. Proses pembelajaran IPA menurut
keterlibatan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Dengan metode
eksperimen dalam proses pembelajaran dapat melatih siswa mengembangkan
ketrampilan intelektualnya. Diharapkan metode eksperimen dalam proses
pembelajaran IPA akan dapat meningkatkan presentasi belajar dan semangat
belajar secara aktif pada siswa. Metode
eksperimen adalah suatu metode pembelajaran yang memberi peluang kepada guru
dan siswa untuk melakukan percobaan terhadap sesuatu serta mengamati proses dan
hasil percobaan itu.
Terdapat beberapa karakteristik
mengajar dalam menggunakan metode ekperimen serta hubungannya dengan pengalaman
belajar siswa, seperti yang dikemukakan oleh Winataputra (Widarmika, 2012: 2), yaitu:
1. Ada alat bantu yang digunakan
2.
Siswa aktif melakukan percobaan
3. Guru membimbing
4. Tempat dikondisikan
5. Ada pedoman untuk siswa
6. Ada topik yang dieksperimenkan
7. Ada temuan-temuan.
Pengalaman belajar siswa dari
penggunaan metode eksperimen :
1.
Mengamati sesuatu hal
2.
Menguji hipotesis
3.
Menemukan hasip percobaan
4.
Membuat kesimpulan
5.
Membangkitkan rasa ingin tahu siswa, dan
6.
Menerapkan konsep informasi dari eksperimen
Pembelajaran melalui eksperimen
siswa menjadi lebih aktif, guru berusaha membimbing, melatih dan membiasakan
siswa untuk terampil menggunakan alat, terampil merangkai percobaan dan
mengambil kesimpulan yang merupakan tujuan pembelajaran IPA dalam melakukan
metode ilmiah dan sikap ilmiah siswa. Dengan percobaan (eksperimen)
melatih siswa untuk merekam semua data fakta yang diperoleh melalui hasil
pengamatan dan bukan data opini hasil rekayasa pemikiran. Eksperimen membelajarkan siswa
terlibat secara aktif sebagai upaya meningkatkan sikap ilmiah siswa.
Dalam penemuan fakta dan data metode observasi dari sebuah eksperimen mempunyai
peranan yang sangat penting bagi
peningkatan sikap ilmiah yang diharapkan.Berdasarkan karakteristiknya, metode
eksperimen paling cocok diterapkan bagi siswa SD pada pembelajaran IPA dalam
meningkatkan sikap ilmiah.
Menurut Rusyan (Widarmika,
2012: 4)
metode eksperimen memiliki kelebihan dan kekurangan antara lain sebagai berikut:
1. Melatih disiplin diri siswa melalui eksperimen yang dilakukannya terutama
kaitannya dengan keterlibatan, ketelitian, ketekunan dalam melakukan
eksperimen.
2. Kesimpulan eksperimen lebih lama
tersimpan dalam ingatan siswa melalui eksperimen yang dilakukannya
sendiri secara langsung.
3. Siswa akan lebih memahami hakikat
dari ilmu pengetahuan dan hakikat kebenaran secara langsung.
4. Mengembangkan sikap terbuka bagi
siswa.
5. Metode ini melibatkan aktifitas dan
kreatifitas siswasecara langsung dalam pengajaran sehingga mereka akan
terhindar dari verbalisme.
Adapun kelemahan metode eksperimen
antara lain:
1. Metode ini memakan waktu yang
banyak, jika diterapkan dalam rangka pelajaran di sekolah, ia dapat menyerap
waktu pelajaran.
2. Kebanyakan metode ini cocok untuk
sains dan teknologi, kurang tepat jika diterapkan pada pelajaran lain terutama
bidang ilmu pengetahuan sosial.
3. Pada hal-hal tertentu seperti pada
eksperimen bahan-bahan kimia, kemungkinan memiliki bahaya selalu ada. Dalam hal
ini faktor keselamatan kerja harus diperhitungkan.
4. Metode ini memerlukan alat dan
fasilitas yang lengkap jika kurang salah satu padanya, eksperimen akan gagal.
Untuk terlaksananya dengan baik kita
harus tahu langkah-langkah yang harus ditempuh dalam mengimplementasikan metode
eksperimen agar dapat berjalan dengan lancar dan berhasil. Langkah-langkah
eksperimen yang dikemukakan Ramyulis (Widarmika, 2012: 5) sebagai berikut:
1. Memberi penjelasan secukupnya
tentang apa yang harus dilakukan dalam eksperimen
2. Menentukan langkah-langkah pokok
dalam membantu siswa dengan eksperimen
3. Sebelum eksperimen di laksanakan
terlebih dahulu guru harus menetapkan:
a. Alat-alat apa yang diperlukan
b. Langkah-langkah apa yang harus
ditempuh
c. Hal-hal apa yang harus dicatat
d. Variabel-variabel mana yang harus
dikontrol
4.
Setelah eksperimen guru harus menentukan apakah follow-up
(tindak lanjut) eksperimen contohnya :
a. Mengumpulkan laporan mengenai
eksperimen tersebut
b. Mengadakan tanya jawab tentang
proses
c. Melaksanakan teks untuk menguji
pengertian siswa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar