Model Pembelajaran TPS
(Think Pair Share)
1. Pengertian Model Pembelajaran TPS (Think Pair Share)
Model
Think Pair Share tumbuh dari
penelitian pembelajaran kooperatif, model Think
Pair Share dapat juga disebut sebagai model belajar-mengajar berpasangan.
Model pembelajaran Think Pair Share pertama
kali dikembangkan oleh Frank Lyman dkk dari Universitas Maryland pada tahun
1985. Model pembelajaran tipe TPS merupakan salah satu model pembelajaran
kooperatif sederhana. Teknik ini memberi kesempatan pada siswa untuk bekerja
sendiri serta bekerja sama dengan orang lain. Keunggulan teknik ini adalah
optimalisasi partisipasi siswa (Lie, 2004:57). Model pembelajaran Think Pair Share adalah salah satu model
pembelajaran yang memberi kesempatan kepada setiap siswa untuk menunjukkan
partisipasi kepada orang lain.
Model
pembelajaran Think-Pair-Share diharapkan siswa dapat mengembangkan keterampilan
berfikir dan menjawab dalam komunikasi antara satu dengan yang lain, serta
bekerja saling membantu dalam kelompok kecil. Hal ini sesuai dengan pengertian
dari model pembelajaran Think Pair Share
itu sendiri, sebagaimana yang dikemukakan oleh Lie (2002: 57) bahwa, “Think Pair Share adalah pembelajaran
yang memberi siswa kesempatan untuk bekerja sendiri dan bekerjasama dengan
orang lain. Dalam hal ini, guru sangat berperan penting untuk membimbing siswa
melakukan diskusi, sehingga terciptanya suasana belajar yang lebih hidup,
aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Dengan demikian jelas bahwa melalui
model pembelajaran Think Pair Share,
siswa secara langsung dapat memecahkan masalah, memahami suatu materi secara
berkelompok dan saling membantu antara satu dengan yang lainnya, membuat
kesimpulan (diskusi) serta mempresentasikan di depan kelas sebagai salah satu
langkah evaluasi terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.
2. Langkah-langkah
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS
Langkah-langkah
dalam pembelajaran Think Pair Share
sederhana, namun penting trutama dalam menghindari kesalahan-kesalahan kerja
kelompok . Dalam model ini, guru meminta siswa untuk memikirkan suatu topik,
berpasangan dengan siswa lain dan mendiskusikannya, kemudian berbagi ide dengan
seluruh kelas. Tahap utama dalam pembelajaran Think Pair Share menurut Ibrahim (2000: 26-27) adalah sebagai
berikut:
1.
Thinking (berfikir)
Guru mengajukan pertanyaan atau isu
yang berhubungan dengan pelajaran. Kemudian siswa diminta unuk memikirkan
jawaban pertanyaan tersebut secara mandiriuntuk beberapa saat.
2. Pairing (berpasangan)
Guru meminta siswa berpasangan dengan
siswa yang lain untuk mendiskusikan apa yang telah dipikirkan pada tahap
pertama. Dalam tahap ini, setiap anggota pada kelompok membandingkan jawaban
atau hasil pemikiran mereka dengan mendefenisikan jawaban yang dianggap paling
benar, paling meyakinkan, atau paling unik. Biasanya guru member waktu 4-5
menit untuk berpasangan.
3. Sharing (berbagi)
Pada tahap akhir, guru meminta kepada
pasangan untuk berbagi atau bekerja sama dengan kelas secara keseluruhan
tentang apa yang telah mereka bicarakan. Keterampilan berbagi dalam seluruh
kelas dapat dilakukan secara efektif dengan menunjuk pasangan yang secara
sukarela bersedia melaporkan hasil kerja kelompoknya secara bergiliran dari pasangan yang satu ke pasangan
yang lain sehingga separuh dari pasangan-pasangan tersebut memperoleh
kesempatan untuk melaporkan.
3.
Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran TPS (Think Pair Share)
a. Kelebihan
Model Pembelajaran TPS.
Menurut Hartina (2008 : 15) kelebihan dari model
pembelajaran kooperatif tipe TPS, yaitu :
1.
Memungkinkan siswa untuk merumuskan
dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan mengenai materi yang diajarkan karena
secara tidak langsung memperoleh contoh pertanyaan yang diajukan oleh guru,
serta memperoleh kesempatan untuk memikirkan materi yang diajarkan.
2.
Siswa akan terlatih menerapkan
konsep karena bertukar pendapat dan pemikiran dengan temannya untuk mendapatkan
kesepakatan dalam memecahkan masalah.
3.
Siswa lebih aktif dalam pembelajaran
karena menyelesaikan tugasnya dalam kelompok, dimana tiap kelompok hanya
terdiri dari 2 orang.
4.
Siswa memperoleh kesempatan untuk
mempersentasikan hasil diskusinya dengan seluruh siswa sehingga ide yang ada
menyebar.
5.
Memberi siswa waktu lebih banyak
untuk berfikir, menjawab, dan saling membantu satu dengan yang lain.
Senada dengan Hartina, Lie (2005 : 46) mengemukakan
kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe TPS adalah :
1.
Lebih banyak kesempatan untuk
konstribusi masing-masing anggota kelompok.
2.
Interaksi lebih mudah.
3.
Lebih mudah dan cepat membentuk
kelompoknya.
4.
Dapat memperbaiki rasa percaya diri
dan semua siswa diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam kelas.
5.
Memungkinkan guru untuk lebih banyak
memantau siswa dalam proses pembelajaran.
6.
Penerimaan terhadap individu lebih
besar.
7. Hasil belajar lebih mendalam.
b. Kelemahan
Model Pembelajaran TPS.
Menurut Lie (2005 : 46) kelemahan model pembelajaran tipe
TPS yaitu :
1.
Mengubah kebiasaan siswa belajar
dari yang dengan cara mendengarkan ceramah diganti dengan belajar berfikir memecahkan
masalah secara kelompok.
2.
Membutuhkan perhatian khusus dalam
penggunaan ruangan kelas.
3.
Peralihan dari seluruh kelas ke
kelompok kecil dapat menyita waktu pengajaran yang berharga.
4.
Banyak kelompok yang melapor dan
perlu dimonitor.
5.
Lebih sedikit ide yang muncul.
6.
Jika ada perselisihan, tidak ada penengah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar