Rabu, 01 April 2015

tari lenso dari Maluku



Tari lenso merupakan salah satu kesenian tradisional yang tumbuh dan berkembang awalnya di masyarakat Maluku  Tengah. Umumnya secara turun temurun melalui sistim tutur. Pada mulanya tari lenso lebih merupakan Social dance yang sejalan dengan perkembangannya.  Tari Lenso berkembang menjadi tari pertunjukan yang biasanya ditampilkan pada pembukaan  suatu acara maupun pagelaran.
Tari Lenso berasal dari kata lenso yang berarti saputangan, sesuai dengan namanya, tarian ini menggunakan saputangan sebagai media utama dalam tarian. Tari Lenso merupakan tari pergaulan muda-mudi Maluku. Sebagai tari pergaulan, tari ini tentunya ditarikan secara berramai-ramai oleh para wanita. Jumlah penarinya tidak terbatas namun biasanya berjumlah 6 sampai 10 orang.
Kostum yang dikenakan dalam tarian ini sangat beragam baik model dan warnanya. Umumnya mengenakan rok panjang lebar di bagian bawahnya dan atasan tangan panjang nampak seperti kebaya. Para penari nampak manis menggenakan kostum tarian ini belum lagi tatanan rambut yang disanggul dan disisipi bunga mawar berwarna putih dan merah menjadikan para penarinya begitu anggun.
Gerakan Tari Lenso tidak terlalu rumit bahkan terlihat sederhana namun keserhanaan itulah yang menjadikan tarian ini istimewa karena mudah ditarikan oleh siapa saja. Musik pengiringnya antara lain tambur minahasa, suling, kolintang (alat musik yang terbuat dari barisan gong kecil yang bersuara tong (nada rendah), ting (nada tinggi) dan tang (nada biasa), tetengkoren, dan momongan. Nada dalam musik pengiring ini ritmenya naik dan turun memberikan harmonisasi antara gerak dan musik.
Tari Lenso hanya ditarikan kaum wanita saja dan tidak berpasang-pasangan. Para penari membawa saputangan di kedua tanganya. Sapu tangan yang digunakan tidak dibatasi satu warna saja, namun warna yang sering dipakai adalah warna putih dan merah. Penggunaan kedua warna ini mungkin melambangkan cinta dan kasih sayang.
Ketika para penari mulai menari dan menggerakkan sapu tangan menggikuti garakan tangan dan gerak badan dalam posisi berdiri melenggang ke kanan-depan atau kiri-belakang dan posisi sedikit bertelut sambil menggerakkan badan dan tangan ke kiri dan kanan secara bergantian. Kemudian, satu persatu pemuda yang menunggu akan bergantian naik ke atas panggung dan ikut menari bersama para penari begitu seterusnya.
Sebagai tari pergaulan, Tari Lenso sangat identik dengan kaum muda-mudi selain juga dikenal sebagai tari rakyat Maluku. Tari lenso sering ditampilkan dalam bentuk tari massal pada peringatan hari besar tertentu antara lain Hari Ulang Tahun Kota Ambon, Peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia, pernikahan, dan sering dipentaskan untuk menyambut tamu kehormatan dll.
Menurut kabar tari lenso digemari oleh Bung Karno. Dahulu beliau sering menari tari lenso bersama-sama muda-mudi Maluku dan sering meminta tarian ini dipentaskan ketika menyambut tamu negara. Bahkan sang presiden sering mengajak tamunya untuk menari bersama-sama sebagai tanda suka cita dan penghormatan tentunya.
Keindahan tarian ini sudah tersohor sampai ke luar negeri. Pada 2012 lalu, beberapa muda-mudi Indonesia menampilkan tarian dalam acara Stage MDF di Tokyo Jepang. Jika Anda berkunjung ke Maluku maka tidak sulit untuk menikmati tarian ini karena hampir di setiap sanggar tari di Maluku mementaskan memiliki tarian ini. Apabila Anda sedang beruntung menemukan pesta pernikahan maka tentunya dapat menyaksikan tarian ini. Saat ini hampir di setiap sekolah dan sanggar tari menjadikan tari lenso karena menjadi salah satu pilihan tarian yang diajarkan. Hal ini sangat penting mengingat seni tari rakyat di Indonesia sudah mulai ditinggalkan oleh muda-mudi yang lebih tertarik dengan tari modern.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar